klasifikas jamur (fungi)

Menurut Campbell (1998: 576), kini telah diketahui lebih dari 100 ribu spesies jamur. Selain itu setiap tahunnya para ahli jamur atau ahli Mikologi dapat mengidentifikasi sekitar 1.000 spesies. Kingdom Fungi dikelompokkan menjadi lima divisio, yaitu Chytridiomycota, Zygomycota, Ascomycota, Basidiomycota, dan Deuteromycota.

Pada divisio Chytridiomycota, sporanya memiliki flagela dan disebut zoospora. Divisio Chytridiomycota adalah satu-satunya kelompok jamur yang sporanya memiliki flagela. Beberapa ahli jamur percaya bahwa 750 spesies divisio Chytridiomycota merupakan jamur yang sangat sederhana dan merupakan jamur purba. Beberapa anggota Chytridiomycota memiliki habitat di perairan dan beberapa lagi hidup sebagai parasit pada alga atau jamur lainnya. Adapun divisio Deuteromycota merupakan kelompok jamur yang reproduksi seksualnya belum diketahui atau disebut juga jamur imperfect (jamur tidak sempurna). Pada pembahasan kali ini, hanya akan dijelaskan tiga divisio, yaitu Zygomycota, Ascomycota, dan Basidomycota.

1. Divisio Zygomycota

Para ahli Mikologi telah mengidentifikasi sebanyak 600 spesies jamur dari divisio Zygomycota. Jamur dari divisio ini umumnya hidup di darat, di dalam tanah atau pada tanaman dan hewan yang telah mati. Jamur divisio ini juga hidup pada makanan yang busuk.

Tubuh Zygomycota terdiri atas hifa yang tidak bersekat. Pada saat akan bereproduksi, beberapa hifa berdiferensiasi membentuk Zigosporangium. Zigosporangium merupakan alat reproduksi seksual pada jamur divisio ini. Adapun reproduksi aseksualnya secara fragmentasi atau disebut juga spora aseksual.

Contoh jamur ini adalah Rhizopus stolonifer atau disebut juga jamur tempe. Jamur tersebut digunakan dalam proses pembuatan tempe. Reproduksi Rhizopus stolonifer terjadi secara aseksual dan seksual.Perhatikan gambar berikut.

Gambar : Reproduksi aseksual dan seksual pada Rhizopus stolinifer

Reproduksi seksual pada jamur tempe terjadi dengan penyatuan (fusi) gametangia dari ujung hifa positif dan negatif. Akibat fusi tersebut terbentuk zigosporangium. Setelah itu terjadi penyatuan inti dan dihasilkan zigosporangium dewasa yang diploid. Dalam kondisi lingkungan yang baik, zigosporangium akan berkecambah dan membentuk hifa-hifa haploid (n). Hifa-hifa tersebut akan menghasilkan spora. Pada reproduksi aseksual spora dibentuk di dalam sporangium yang terletak di ujungujung hifa.

Anggota divisio Zygomycota ada yang hidup parasit pada organisme lain sehingga menyebabkan penyakit. Selain itu, ada pula yang hidup bersimbiosis mutualisme dengan organisme lain. Selain Rhizopus stolonifer contoh lainnya adalah Pilobolus.

Gambar : Contoh spesies dari divisio Zygomycota, yaitu (a) Rhizopus stolonifer dan (b) Pilobolus.

2. Divisio Ascomycota

Lebih dari 60.000 spesies dari divisio ini telah teridentifaksi. Nama Ascomycota ini diambil dari kata askus (menyerupai kantung). Askus ini merupakan ujung hifa yang mengalami perubahan inti dan akanmembentuk tubuh buah. Anggota divisio ini ada yang hidup sebagai saprofit, terutama pada tanaman. Menurut Campbell (1998: 578), setengah dari jumlah spesies Ascomycota bersimbiosis dengan alga membentuk Lichen. Beberapa lainnya lagi bersimbiosis dengan tanaman membentuk mikoriza.

Gambar : Contoh divisio Ascomycota adalah a) Morchella esculenta dan (b) Neurospora crassa
Ascomycota sebagian besar anggotanya multiselular. Akan tetapi, ada juga yang uniselular. Contoh Ascomycota uniselular adalah Saccharomycescereviceae. Adapun contoh Ascomycota multiselular adalah Penicillium.Ascomycota multiselular memiliki hifa yang bersekat. Ascomycota multiselular ada yang membentuk tubuh buah, contohnya Morchella esculenta. Ada pula yang tidak membentuk tubuh buah, contohnya Neurospora crassa. Bentuk tubuh buah Ascomycota beragam, ada yang seperti mangkuk, adapula yang bulat.

Reproduksi Ascomycota terjadi secara aseksual dan seksual. Pada Ascomycota multiselular, reproduksi aseksualnya terjadi dengan cara membentuk konidia. Konidia merupakan spora aseksual yang dibentuk di ujung konidiofor. Konidiofor sendiri adalah hifa yang termodifikasi membentuk tangkai sporangium.

Reproduksi secara seksual pada Ascomycota uniselular terjadi dengan cara konjugasi. Hasil dari konjugasi adalah sel diploid. Sel diploid ini memiliki bentuk memanjang dan membentuk askus. Askus merupakan struktur mirip kantung yang mengandung spora (askospora). Inti diploid akan mengalami meiosis dan membentuk inti yang haploid. Inti-inti yang haploid ini akan menjadi askospora.

Gambar : Konidia merupakan spora aseksual yang di bentuk pada konidiofor

Adapun pada Ascomycota multiseluler, reproduksi seksualnya terjadi dengan cara perkawinan antara hifa haploid (n) yang berbeda jenis, yaitu hifa positif dan hifa negatif. Pada saat penyatuan, akan terbentuk hifa dikariotik (berinti dua). Pada ujung hifa dikariotik ini akan terjadi fusi (penyatuan) inti sehingga sel-selnya menjadi diploid (2n). Setelah itu, terjadi peristiwa meiosis yang akan membentuk kembali inti-inti yang haploid (n). Pada hifa dikariotik, ujung-ujungnya akan membentuk askus. Askus tersebut akan berkelompok membentuk tubuh buah (askokarp). Perhatikan Gambar berikut.


Gambar : Siklus reproduksi pada jamur divisio Ascomycota

3. Divisio Basidiomycota

Gambar : Bagian Tubuh buah Basidiomycota
Menurut Campbell (1998: 579), jamur dari divisio ini memiliki jumlah sekitar 25.000 spesies. Nama dari divisio ini diambil dari bentuk diploid yang terjadi pada siklus hidupnya, yaitu basidium. Basidiomycota hidup sebagai dekomposer pada kayu atau bagian lain tumbuhan. Basiodiomycota memiliki tubuh buah (basidiokarp) yang besar sehingga mudah untuk diamati. Bentuk jamur ini ada yang seperti payung, kuping, dan setengahlingkaran. Tubuh buah Basidiomycota terdiri atas tudung (pileus), bilah (lamella), dan tangkai (stipe).

Reproduksi pada jamur ini terjadi secara aseksual dan secara seksual. Reproduksi secara aseksual menghasilkan konidia. Adapun secara seksual terjadi dengan cara perkawinan antara hifa yang berbeda jenisnya. Pada saat perkawinan ini, hifa yang berbeda jenis tersebut bersatu dan dinding selnya hancur. Akibat dari hancurnya dinding sel ini, plasma sel akan bercampur atau disebut juga plasmogami. Pada saat pencampuran plasma sel, inti pun bersatu dan berkembang menjadi hifa dikariotik yang diploid. Hifa dikariotik ini nantinya akan mengalami meiosis dan menjadi inti yang haploid.

Gambar : Siklus hidup pada jamur divisio Basidiomycota

Contoh jamur divisio ini adalah jamur merang (Volvariella volvaceae) dan jamur kuping (Auricularia polytricha). Kebanyakan jamur dari divisio Basidiomycota ini dapat dikonsumsi.

Gambar : (a) Jamur merang (Volvariella volvaceae) dan (b) jamur kuping (Auricularia polytricha) merupakan contoh jamur Basidiomycota.Menurut Campbell (1998: 576), kini telah diketahui lebih dari 100 ribu spesies jamur. Selain itu setiap tahunnya para ahli jamur atau ahli Mikologi dapat mengidentifikasi sekitar 1.000 spesies. Kingdom Fungi dikelompokkan menjadi lima divisio, yaitu Chytridiomycota, Zygomycota, Ascomycota, Basidiomycota, dan Deuteromycota.

Pada divisio Chytridiomycota, sporanya memiliki flagela dan disebut zoospora. Divisio Chytridiomycota adalah satu-satunya kelompok jamur yang sporanya memiliki flagela. Beberapa ahli jamur percaya bahwa 750 spesies divisio Chytridiomycota merupakan jamur yang sangat sederhana dan merupakan jamur purba. Beberapa anggota Chytridiomycota memiliki habitat di perairan dan beberapa lagi hidup sebagai parasit pada alga atau jamur lainnya. Adapun divisio Deuteromycota merupakan kelompok jamur yang reproduksi seksualnya belum diketahui atau disebut juga jamur imperfect (jamur tidak sempurna). Pada pembahasan kali ini, hanya akan dijelaskan tiga divisio, yaitu Zygomycota, Ascomycota, dan Basidomycota.

1. Divisio Zygomycota

Para ahli Mikologi telah mengidentifikasi sebanyak 600 spesies jamur dari divisio Zygomycota. Jamur dari divisio ini umumnya hidup di darat, di dalam tanah atau pada tanaman dan hewan yang telah mati. Jamur divisio ini juga hidup pada makanan yang busuk.

Tubuh Zygomycota terdiri atas hifa yang tidak bersekat. Pada saat akan bereproduksi, beberapa hifa berdiferensiasi membentuk Zigosporangium. Zigosporangium merupakan alat reproduksi seksual pada jamur divisio ini. Adapun reproduksi aseksualnya secara fragmentasi atau disebut juga spora aseksual.

Contoh jamur ini adalah Rhizopus stolonifer atau disebut juga jamur tempe. Jamur tersebut digunakan dalam proses pembuatan tempe. Reproduksi Rhizopus stolonifer terjadi secara aseksual dan seksual.Perhatikan gambar berikut.

Gambar : Reproduksi aseksual dan seksual pada Rhizopus stolinifer

Reproduksi seksual pada jamur tempe terjadi dengan penyatuan (fusi) gametangia dari ujung hifa positif dan negatif. Akibat fusi tersebut terbentuk zigosporangium. Setelah itu terjadi penyatuan inti dan dihasilkan zigosporangium dewasa yang diploid. Dalam kondisi lingkungan yang baik, zigosporangium akan berkecambah dan membentuk hifa-hifa haploid (n). Hifa-hifa tersebut akan menghasilkan spora. Pada reproduksi aseksual spora dibentuk di dalam sporangium yang terletak di ujungujung hifa.

Anggota divisio Zygomycota ada yang hidup parasit pada organisme lain sehingga menyebabkan penyakit. Selain itu, ada pula yang hidup bersimbiosis mutualisme dengan organisme lain. Selain Rhizopus stolonifer contoh lainnya adalah Pilobolus.

Gambar : Contoh spesies dari divisio Zygomycota, yaitu (a) Rhizopus stolonifer dan (b) Pilobolus.

2. Divisio Ascomycota

Lebih dari 60.000 spesies dari divisio ini telah teridentifaksi. Nama Ascomycota ini diambil dari kata askus (menyerupai kantung). Askus ini merupakan ujung hifa yang mengalami perubahan inti dan akanmembentuk tubuh buah. Anggota divisio ini ada yang hidup sebagai saprofit, terutama pada tanaman. Menurut Campbell (1998: 578), setengah dari jumlah spesies Ascomycota bersimbiosis dengan alga membentuk Lichen. Beberapa lainnya lagi bersimbiosis dengan tanaman membentuk mikoriza.

Gambar : Contoh divisio Ascomycota adalah a) Morchella esculenta dan (b) Neurospora crassa
Ascomycota sebagian besar anggotanya multiselular. Akan tetapi, ada juga yang uniselular. Contoh Ascomycota uniselular adalah Saccharomycescereviceae. Adapun contoh Ascomycota multiselular adalah Penicillium.Ascomycota multiselular memiliki hifa yang bersekat. Ascomycota multiselular ada yang membentuk tubuh buah, contohnya Morchella esculenta. Ada pula yang tidak membentuk tubuh buah, contohnya Neurospora crassa. Bentuk tubuh buah Ascomycota beragam, ada yang seperti mangkuk, adapula yang bulat.

Reproduksi Ascomycota terjadi secara aseksual dan seksual. Pada Ascomycota multiselular, reproduksi aseksualnya terjadi dengan cara membentuk konidia. Konidia merupakan spora aseksual yang dibentuk di ujung konidiofor. Konidiofor sendiri adalah hifa yang termodifikasi membentuk tangkai sporangium.

Reproduksi secara seksual pada Ascomycota uniselular terjadi dengan cara konjugasi. Hasil dari konjugasi adalah sel diploid. Sel diploid ini memiliki bentuk memanjang dan membentuk askus. Askus merupakan struktur mirip kantung yang mengandung spora (askospora). Inti diploid akan mengalami meiosis dan membentuk inti yang haploid. Inti-inti yang haploid ini akan menjadi askospora.

Gambar : Konidia merupakan spora aseksual yang di bentuk pada konidiofor

Adapun pada Ascomycota multiseluler, reproduksi seksualnya terjadi dengan cara perkawinan antara hifa haploid (n) yang berbeda jenis, yaitu hifa positif dan hifa negatif. Pada saat penyatuan, akan terbentuk hifa dikariotik (berinti dua). Pada ujung hifa dikariotik ini akan terjadi fusi (penyatuan) inti sehingga sel-selnya menjadi diploid (2n). Setelah itu, terjadi peristiwa meiosis yang akan membentuk kembali inti-inti yang haploid (n). Pada hifa dikariotik, ujung-ujungnya akan membentuk askus. Askus tersebut akan berkelompok membentuk tubuh buah (askokarp). Perhatikan Gambar berikut.


Gambar : Siklus reproduksi pada jamur divisio Ascomycota

3. Divisio Basidiomycota

Gambar : Bagian Tubuh buah Basidiomycota
Menurut Campbell (1998: 579), jamur dari divisio ini memiliki jumlah sekitar 25.000 spesieaadsdas. Nama dari divisio ini diambil dari bentuk diploid yang tderjadi pada siklus hidupnya, yaitu basidium. Basidiomycota hidup sebagai dekomposer pada kayu atau bagian lain tumbuhan. Basiodiomycota memiliki tubuh buah (basidiokarp) yang besar sehingga mudah untuk diamati. Bentuk jamur ini ada yang seperti payung, kuping, dan setengahlingkaran. Tubuh buah Basidiomycota terdiri atas tudung (pileus), bilah (lamella), dan tangkai (stipe).

Reproduksi pada jamur ini terjadi secara aseksual dan secara seksual. Reproduksi secara aseksual menghasilkan konidia. Adapun secara seksual terjadi dengan cara perkawinan antara hifa yang berbeda jenisnya. Pada saat perkawinan ini, hifa yang berbeda jenis tersebut bersatu dan dinding selnya hancur. Akibat dari hancurnya dinding sel ini, plasma sel akan bercampur atau disebut juga plasmogami. Pada saat pencampuran plasma sel, inti pun bersatu dan berkembang menjadi hifa dikariotik yang diploid. Hifa dikariotik ini nantinya akan mengalami meiosis dan menjadi inti yang haploid.

Gambar : Siklus hidup pada jamur divisio Basidiomycota

Contoh jamur divisio ini adalah jamur merang (Volvariella volvaceae) dan jamur kuping (Auricularia polytricha). Kebanyakan jamur dari divisio Basidiomycota ini dapat dikonsumsi.

Gambar : (a) Jamur merang (Volvariella volvaceae) dan (b) jamur kuping (Auricularia polytricha) merupakan contoh jamur Basidiomycota.

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "klasifikas jamur (fungi)"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel